Kunci utama untuk mendesain dapur yang efisien dan nyaman terletak pada pembagian layout-nya. Ada beberapa hal dari layout dapur yang tidak dapat diubah, seperti posisi titik air untuk bak cuci atau kolom pada dinding. Namun, desain dapur tetap dapat dibuat maksimal dengan cara membagi area dapur sehingga mendukung kebutuhan dan kegiatan pengguna.
Di artikel ini, kami akan menyarankan dua tips Kitchen Zoning; bagaimana membagi area dapur yang mudah digunakan, dilengkapi dengan ilustrasi untuk menjadi gambaran pembagian layout dapur.
Tips 1: Bagi layout berdasarkan aktivitas pengguna
- Area Masak
- Peralatan esensial untuk memasak seperti kompor, oven, tabung gas, cooker hood, atau kebutuhan memasak lain biasanya dapat dipasang di area ini.
- Area Persiapan
- Sebagai area untuk mempersiapkan bahan makanan, area ini bisa menjadi tempat ideal untuk menyimpan peralatan kecil seperti pisau dan talenan, atau peralatan listrik seperti rice cooker atau blender.
- Area Cuci
- Bak cuci beserta keran, rak pengering piring, dan perlengkapan bebersih seperti lap atau sikat bisa ditemukan di area cuci. Tempat sampah juga sebaiknya diletakkan di area ini.
- Area Penyimpanan Peralatan
- Kabinet-kabinet di area ini cocok digunakan untuk menyimpan peralatan makan seperti piring, gelas dan sendok yang sudah kering dan bersih.
- Area Penyimpanan Makanan
- Bahan makanan yang basah atau perlu diawetkan dapat diletakkan di kulkas, sementara bahan makanan kering atau bumbu-bumbu dapat diletakkan pada kabinet.
Berapapun ukuran dapurnya, area masak, persiapan, dan cuci adalah 3 area utama yang harus selalu ada di setiap dapur. Area penyimpanan dapat diletakkan terpisah dari susunan kabinet dapur, selama masih dalam jangkauan pengguna saat berkegiatan di dapur.
Sementara itu, letak penempatan tiap area di atas dipengaruhi oleh alur berjalannya aktivitas pengguna di dapur. Flow aktivitas di dapur dapat dikerucutkan sebagai berikut:
Sebagai area utama, area masak, persiapan, dan cuci harus diletakkan bersebelahan. Aktivitas pengguna saat mempersiapkan dan mengolah makanan terpusat di 3 area ini. Letaknya pun harus berurutan, dengan area persiapan yang akan selalu berada di antara area cuci dan masak. Hal ini dianjurkan untuk memaksimalkan ruang dapur yang ada, karena biasanya saat memasak pengguna akan bolak balik menggunakan 3 area ini bergantian. Meletakkan area cuci persis di sebelah area masak tidak disarankan, paling tidak harus ada jarak di antara kedua area tersebut.
Tips 2: Bagi posisi penyimpanan berdasarkan frekuensi pemakaian
- Area Primer: area esensial yang digunakan sehari-hari, tempatnya melakukan aktivitas utama di dapur
- Area Sekunder: area yang sering digunakan untuk menunjang kegiatan utama di area primer
- Area Tersier: area yang digunakan untuk menyimpan peralatan yang jarang atau tidak setiap hari digunakan
Dengan pembagian area secara vertikal seperti di atas, akan lebih mudah untuk mengambil keputusan saat mendesain kabinet dan penyimpanan di dapur (e.g. kabinet jenis apa yang akan digunakan di bagian paling pojok, atau menentukan di mana harus ada ambalan atau laci, atau di mana aksesoris dapur seperti rak sendok harus diletakkan). Hal ini dapat menyesuaikan dengan frekuensi penyimpanan dan di mana pengguna akan meletakkan barang-barangnya.
2 tips desain di atas dibuat berdasarkan estetika, kegunaan, dan efisiensi dalam ilmu desain. Namun dalam implementasinya, ruang yang ada masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Ingat, pengguna dapur yang kamu desain adalah klienmu. Jangan ragu ya untuk bertanya secara detil tentang kebutuhan dan preferensi klien untuk personalisasi dapur mereka!